Jumat, 18 Februari 2011

A u r o r a


Aurora (jamak: auroras atau aurorae) adalah display cahaya alam diangkasa, khususnya di daerah kutub yang disebabkan terjadinya tumbukan antara partikel bernuatan yang menerpa bumi. Aurora biasanya dilihat di malam hari dan terjadi di Ionosfer/ Fenomena ini terjadi pada posisi 60 dan 72 garis lintang baik utara maupun selatan. Sehingga kerap terjadi di daerah Arctic dan Antartic.

Di garis lintang Utara aurora yang terjadi di sebut dengan aurora borealis (or the northern lights), nama ini diberikan setelah kejayaan Roma runtuh, Aurora, adalah berasal dari Bhasa Latin yang artinya Utara


Keempatan untuk melihat aurora borealis semakin besar bila kita mendekati Kutub Utara dan disini aurora terlihat semakin jelas dan menggantung di langit., berpendar di horizon utara dan terlihat warna hijau dan kemerah merahan. Aurora borealis semakin jelas bila posisi bumi mencapai equinoxes.

Aurora yang terbentuk di belahan langit selatan disebut dengan aurora australis ( southern lights), aurora ini memiliki kesamaan dengan belahan utara, tetapi hanya bisa terlihat di Antarctica, South America, or Australasia. Australis adalah bahasa Latin yang berarti selatan. Aurora selayan sebagian besar dapat dilihat dekat dengan kutub yang lebih lama dibawah kegelapan (tanpa sinar matahari).

• Terjadinya Aurora

Aorota dihasilkan karena emisi photon di atmosfer bawah bumi dengan ketinggian 80 km, kejadian ini karena Nitrogen terionisasi memperoleh elektron , bersamaan dengan itu oksigen dan nitrogen kembali dari lapisan aktif ke lapisan dasar. Kedua atom tersebut akhirnya menjadi terionisasi atau aktif ( excited)setelah bertumbukan dengan partikel yang terbawa badai matahari. Sehingga oksigen dan nitrogen terbawa ke bawah dan bergerak bersama mengikuti spectrum magnet bumi, energi yhang aktif akhirnya meluruh karena membentuk photon cahaya . Oleh karena itu Aurora digolongkan ke dalam 2 jenis:

1.Emisi Oksigen, membentuk aurora hijau dan kecoklatan dan warna lainnya tergantung dari energi yang diserap.

2. Emisi Nitrogen menghasilkan aurora berwarna biru atau merah. Biru apabila atom memperoleh kembali electron setelah terinosasi. Merah apabila atom kembali dari kukit dasar kembali ke kulit aktif.

Oxygen adalah atom yang biasanya kembali ke dan memerlukan tiga perempat detik untuk mengemitasi cahaya hijau dan lebih dari 2 menit untuk mengemitasi warna merah. Tumbukan dengan atom dan molekul lainnya akan menyerap energi eksitasi dan menyebabkan tidak timbulnya emisi.

Bagian palin atasdari atmosfer tersusun dari sebagian besar persentasi oksigen, yangmiskin dengan tumbukan, oleh karena itu bagi oksigen tidak cukup mengemitasi warna merah. Tumbukan lebih sering terjadi di bagian bawah atmosfer, sehingga emisi merah tidak berlangsung.

Hal ini tentunya tergantung juga dengan ketinggian, pada ketinggian yang banyak oksigen dengan dominasi warna merah, oksigen warna hijau dan nitrogen biru.merah Ternyata warna hijau adalah warna yang paling umum. Kemudian warna pink , campuran antara hijau dan merah, kuning ( campuran merah dan hijau) dan terakhir warna biru murni.

Aurora adalah perpaduan antara badai matahari, aliran ion yang terus dilemparkan matahari. Lapisan magnet bumi terjebak dalam partikel matahari ini, sebagian besar dari merka menuju ke kutub yang merupakan bagian bumi yang terdekat.

Tumbukan dengan ion ion matahari di atmosfer yang mengandung atom dan molekul menyebabkan pembebasan energi untuk membentuk aurora. Aurora akan bertambah jelas bila aktifitas matahari meningkat, atau pada fase (coronal mass ejections) peningkatan emisi.


Secara khusus aurora nampak berkonfigurasi pada arah timur barat. Terkadang aurora tergelar melengkung,. mereka relative tidak berubah susunanya. Setiap ujung
Auora tersusun juga ujung ujung berkas sinar , tiap ujung berkas tersebut tersusun dari berkas yang parallel.
Tiap susunan sinar menggambarkan peta magnetik

Meski aurora diberi nama pertama kali oleh nenek moyang bangsa Latin yaitu Pytheas, Hiorter dan Celsius yang pada tahn1741 mengemukakan hubungan dengan magnet, atau lebih lanjut dikemukakan bahwa adanya fluktuasi magnet yang besar mampu menyebabkan timbulnya aurora. Hal ini dibuktikan belakangan bahwa arus listrik yang berinteraksi dengan aurora akan timbulk di wilayah yang terjai aurora.
Kristian Birkeland (1908) membuktikan bahwa arus listrik menalir ke arah timur-barat sepanjang lengkungan aurora atau arus listrik mengalir dari arah hari terang ke arah malam (barat). Arus listrik yang demikian disebut "auroral electrojets"
Pada Februari 2008, sebuah misi penjelajahan yang diberi nama THEMIS telah mengadakan observasi dan mengemukakan teori magnetospheric substorms. Selama mengadakan penjelajahan yang menempuh jarak 1/3 jarak bumi ke bulan telah mempublikasikan bahwa peran magnetic berlangsung selama 65 detik sebelum terjadinya aurora.


Bumi secara constant telah tenggelam dalam plasma yang ditebar matahari, yang terdiri dari gas yang bebas dari electron aktif dan juga ion positif. Kesemua plasma tersebut telah dilempar matahari ke semua arah bumi. Plasma ini diterima bumi dalam kondisi hangat, karena bagian luar matahari bertemperatur hingga jutaan Celsius.

Badai matahari yang diterima bumi berjalan dengan kecepatan 400 km/s, kepadatan materi adalah 5 ions/cm3 dengan intensitas magnetic sebesar 2–5 nT (nanoteslas; lapisan bumi pada umumnya memiliki 30,000–50,000 nT). Pada kejadian badai magnetic aliran magnetic tersebut akan bertambah dan lapisan magnet antarplanet/interplanetary magnetic field (IMF) akan bertambah kuat.

Lapisan magnet bumi (Earth's magnetosphere) yang terbentuk akan bertumbukan dengan angina matahari. Hal ini tentunya akan membentuk blockade terhadap angina matahari tersebut sepanjang lapisan magnetic bumi.yang berjarak 70.000 km hingga ketinggian 12.000 km Magneroshere bumi akan penuh dengan ion badai matahari yang terjebak tapi kemudian akan mampu melewati hingga bergerak menuju kutub.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar