Minggu, 06 Februari 2011

-Sajak Tentang Guru

Bagai angin, tiada pernah kami tahu…kemana kau lelap di sarangmu
Bahkan tiada kami tahu,….. dari mana kau mulai menghitung hari
Hanya saat kau mendulang rajutan mutumanikam
Lantas kau tak segan mulai mewarna hari……
Hingga titian hari, tak lagi kelihatan samar
Bersama dengan tawar senyum dan pedulimu
Yang kau kedepankan …untuk sebuah pagi hari
Dari segenap anak bangsa, yang telah kau hantar
Menuju yang kau siapkan dalam tiap nafas di jantung
Untuk kau buatkan sebuah lagu hati.
Lantas kau tautkan dengan beberapa penjuru langit

Selalu kau senyum…tiap kau jinjing pagi hari
Serasa tiada lagi alam yang menyeloroh dengan bencananya
Lantaran selalu kau usung……..
Dengan usapan tangan yang tulus,
Tiap anakmu hanay mampu menebar sembilu dalam hidupnya
Kau beri sejuta angin berwajah bunga warna warni….
Hingga mataharipun lupa akan peraduanya
Di ufuk timur, meski telah jingga peraduannya di belahan barat

Lagu rindumu mampu mengikatkan kebenaran
Dalam tiap tetesan embun
Jangan ada lagi langkah penjuru langit, yang berhitam awan
Kitapun mampu menyongsong jaman di tangan kiri
Lantaran tangan kanan kita selalu menyertamu
Selamat Pagi Guru

Selamat pagi pula, kala kau semaikan sebuah darma bakti
Kala semua hari, tiada pernah berwajah sejuk
Lantas kau jadikan semuanya menjadi rajutan pelangi
Yang kau tanami dengan aneka harap namun…..
Dari balik cakrawala terus saja menikam hingga ulu hatimu
Sebuah nyanyian jiwa tentang hati yang telanjang
Demi sebuah hari esok yang terang.

Akulah guru….
Sesekali suara itu menembus tebing alam
Saat nyanyi burung bergema melegakan nafas kita
Kitapun tetap berada di tengah mahardika Negara kita

Semarang, 7 Pebruari 2011 (Pondok Sastra HASTI Semarang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar