Sabtu, 07 April 2012

Telisik Asal Usul Enerji Kehidupan


Apakah enerji yang digunakan untuk kehidupan ini berasal dari enerji surya. Apabila teori ini dibenarkan, lantas dari apakah matahri terbentuk dan seterusnya. Sehingga kita tidak mampu member jawaban yang final tentang ini semula. Berdasarkan teori Big Bang yang menjadi sandaran utama terjadinya proses pembentukan jagad raya. Enerji kehidupan berasal dari Nebula (kabut ) yang kaya akan materi ionic dan saling bertumbukan. Partikel ionic tersebut banyak dilontarkan  ke ruang nagkasa dengan kecepatan 1 % kecepatan cahaya atau  3,000 km/s. Apabila materi tersebut membentur materi lainya di ruang angkasa, maka terjadilah gelombang panas yang menyelimuti ruang angkasa dengan suhu 10 juta  K. Kondisi yang seperti di atas pada akhirnya membentuk plasma di ruang angkasa.

Dari plasma inilah sumber enerji kehidupan muncul, karena dinamika proses partikel atom yang menghasilkan energi (tumbukan antar proton). Namun demikian asal usul enerji ini tentunya banyak menggelitik cendekiawan dunia untuk menyingkap tabir misteri tersebut, sekaligus penciptaan enerji atomic yang tidak menimbulkan dampak bagi manusia. Pada akhirnya tercetuslah ide brilian mereka untuk merekayasa proses big bang tiruan, dengan instalasi yang disebut Large Hadron Collider (LHC) . 


Large Hadron Collider (LHC) adalah partikel pembangkit energi raksasa yang dimiliki oleh bumi. Sistim LHC disebutkan sebagai jawaban essensial tentang pertanyaan yang pelik dalam ilmu fisika. Terutama jawaban atas ketidak tahuan umat manusia tentang hukum alam semesta yang lebih dalam lagi.
LHC adalah mini Big Bang yang secara sukses dilakukan dengan menumbukan antar ion yang dikendalikan hingga membentuk proton. Tumbukan partikel ini dilakukan di mesin yang diberi kondisi khusus pada 7 Nopember 2010.Dengan demikian dunia sekarang memiliki pembangkit energi partikel baru ( Dilaporkan  .

Spesifikasi LARGE HADRON COLLIDER
  • LHC adalah sistim penumbukan partikel atom dengan tujuan membuka kunci rahasia susunan alam semesta kita.
  • LHC ini dioperasikan oleh  European Organization for Nuclear Research (Cern) di  Geneva
  • Collider (alat untuk menumbukan ) terbentang sepanjang 27 km diatas perbatasan Perancis dan Swiss.
  • Alat ini dikendalikan oleh control 100 m dibawah permukaan.
  • LHC sekarang adalah alat penghasil energi dari partikel yang palin besar di jagad raya.
  • Lengkungan alat LHC ini adalah sepanjang  26 659 m, yang didalamnya berisi 9300 magnet.
  • Magnet yang menyusunya didinginkan hingga – 271,3 C , sama seperti suhu ruang angkasa.
  • Large Hadron Collider (LHC), adalah hasil eksperimen partikel yang terbesar yang terbesar.
  • LHC mampu menumbukan proton pada tingkat energi yang terbesar yang dapat dihasilkan oleh mesin dengan menumbukan proton sebanyak 30 juta tumbukan per sekon.dan mampu menghasilkan ribuan partikel dengan kecepatan mendekati cahaya.
  • Para ahli fisika berpendapat dengan LHC ini kita memasuki era Fisika Partikel yang mampu memecahkan komposisi materi dan energi di jagad raya

LHC terhampar 27 kilometer di awan,  diatas perbatasan antara Perancis dan Swiss dekat Genewa . Sistim Syncroton ini didesain sedemikian rupa sehingga timbul tumbukan antara partikel proton dengan menghasilkan energi per partikel adalah 7 teraelektronvolts , dengan kandungan inti atom pada 574 TeV (92.0 µJ) per nucleus. Istilah hadron dipilih untuk menamai partikel atom yang bermuatan listrik. 

The Large Hadron Collider diciptakan oleh  European Organization for Nuclear Research (CERN) yang intensif melakukan tes berbagai prediksi energi fisika berderajat tinggi, sesuai dengan hypotesa Higgs boson. Dan konsep tentang gugusan partikel baru pada atom oleh supersymmetry.  Pembangunan LHC dibiayai oleh kolaborasi 10.000 ilmuwan dan insinyur dari 100 negara dan ratusan universitas dan laboratorium.

Pada 10 September 2008, dunia telah berhasil memaksa proton melakukan sirkulasi di cincin utama LHC, tetapi 9 hari kemudian percobaan ini dihentikan karena mengalami kegagalan serius.

Selanjutnya pada   20 November 2009 mereka sukses lagi membuat proton bersirkulasi dan membuat proton saling bertumbukan setelah 3 hari kemudian karena suntikan energi sebesar 450 GeV per atom. Setelah musim dingin 2009. LHC mulai di-restart dengan pemberian energi 3,5 TeV per atom. Pada 30 Maret 2010 pertama kali direncanalkan tumbukan antara proton pada tingkat enerji 3,5 TeV per atom. Besarnya energi tersebut tercatat dalam sejarah sebagai energi terbesar untuk menumbukan partikel.

Para ahli fidika beharap bahwa LHC mampu mmberi jawaban tentang pertanyaan mendasar mengenai hukum dasar interaksi dan saling tolak antara materi benda, struktur dasar ruang angkasa dan waktu atau interseksi mekanika quantum dan teori relativitas. Selama ini teori teori tersebut belum mampu dipecahkan., termasuk diantaranya adalah :
  •  Mekanisma Higgs  tentang cara mengembangkan partikel dasar  dengan menggunakan metoda menciptakan partikel dasar  “electroweak symmetry breaking”, apakah teori ini benar benar terdapat di alam ?. Penelitian ini sekaligus untuk mengantisipasi baik penerimaan atau penolakan berlakunya teori   Higgs boson dan pendukungnya, atau mampu menyempurnakan atau menolak Model Standar  Atom.
  • Teori  supersymmetry, teori ini sebagai pengembangan Standar Model Atom  dan Teori Poincaré symmetry, yang terjadi di alam dan merupakan implikasi bahwa semua partikel memiliki  supersymmetric partners.
  • Adakah ekstra dimensi/dimensi lainya ?, seperti yang diprediksi oleh  “string theory”, dan apakah kita sudah mampu mendeteksi?.
  • Apakah sebenarnya dari Benda Hitam, (Dark Matter ), yang selalu terlihat di alam dan memiliki 23 % kepadatan dari seluruh  energi di jagad raya.

Seperti kita ketahui bersama bahwa LHC adalah penelitian fisika yang beazas tumbukan antara proton. Oleh karena itu kegiatan fisika ini harus dilakukan dengan batasan waktu, atau proses LHC harus dengan perioda waktu yang pendek ( satu bulan dalam satu tahun) dengan tumbukan ion ion berat dalam program tersebut

Large Hadron Collider (LHC) benar benar sebuah karya besar ilmuwan yang mampu mencapai tingkat yang memuaskan , disaat pemanfaatan partikel subatom telah mencapai puncaknya. Dengan terciptanya LHCm maka dapat dikatakan dewasa ini manusia telah berhasil mencipta "big bang machine" atau mesin tiruan big bang. Mesin ini mampu memecahkan rekor sebagai penghasil energi, setelah mampu menghasilkan energi sebesar 3.5 trilyun elektrovolt ( TeV) untuk partikel proton yang bergerak berlawanan dengan lintasan biasanya. Proton tersebut bergerak mengelilingi collider sejauh 17 kilometers. 

Menurut ilmuwan David Evans, ahli fisika dari  University of Birmingham Inggris dan pimpinan LHC's ALICE detector project, penemuan LHC oleh ilmuwan sedunia adalah prestasi luar biasa. David Evans terlibat dalam proyek LHC selama 10 tahun. Selama ini Evans rajin mencermati tumbukan antar proton melalui sistim control ALICE di kantor European Organization for Nuclear Research (CERN), sebuah institusi khusus dari CERN yang berfungsi untuk peluuruhan atom.
·         Tepuk Tangan Ilmuwan
Saat data mengenai tumbukan antar proton diumumkan, semua ilmuwan bertepuk tangan kegirangan. Hal ini disebabkan karena LHC yang sebelumnya diprediksi akan menimbulkan masalah elektrik, namun kenyataan justru sebaliknya karena terjadi tidak ada satupun efek yang ditimbulkan setelah proton bertumbukan.Demikian menurut Ian Shepsie, Kordinator Pusat Fisisika Femilab di Illinois. Kala mesin LHC mulai dijal;ankan semua ilmuwan berperangai tegang, sebab setiap saat mesin menemui gangguan dan smua ilmuwan sudah berfirasat bakal menemui kegagalan.

·         Kemampuan LHC Masih Setengah dari Harapan

LHC yang berhasilasikan sebenarnya dirancang untuk menghasilkan enerji 7 TeV dan  terus dijalankan untuk 18 hingga 24 bulan. Kemudian sementara diistirahatkan dahulu untuk dirancang pada tingkat energi 14 TeV tumbukan proton, pada tingkat energi maksimum untuk tumbukan atom.

Dari penelitian tersebut dicatat rekor tentang penangguhan teori  “dark materi” dan berhasil menemukan fenomena fisika baru serta menemukan dimensi baru . Yang paling menghebohkan adalah pembuktian  the Higgs boson, dengan percobaan menggunakan partikel emas,  yang kemudian mengumumkan teorinya partikel atom menyusun semua benda fisik di jagad raya.
  • Eksperimen Babak ke –II 
BBC News, edisi 5 April 2012  melaporkan bahwa  percobaan mengenai The Large Hadron Collider (LHC) telah dimulai lagi setelah mengalami kegagalan di musim dingin lalu.

Awal dari percobaan ini,  tepatnya pada Hari Selasa (3/4/12),  para ahli menempatkan  proton yang berlawanan pada atom , yang  nantinya proton tersebut akan saling  bertumbukan satu dengan lainnya.
Total energy yang dihasilkan tumbukan tersebut akan disimpan pada partikel pecahan atom dengan besarnya energy adalah 8 Trilyun electron volt.

Para ahli berasumsi bahwa dengan besarnya penambahan energy yang dihasilkan dari tumbukan itu akan menguakan tori fisika yang baru. Harapan yang besar dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan konfirmasi atau penolakan definitive  terhadap Higgs boson, tentang teorinya bahwa terdapat partikel yang misterius yang menadi penyebab mengapa semua ateri memiliki masa.

"Selama 2 tahun kami berpengalaman dengan mengoperasikan energy 3.5 TeV  per atom dan semakin meyakinkan kami untuk menambah lagi energy tanpa merusak mesin “ Demikian penuturan Steve Myers, Director for Accelerators and technology at Cern (European Organization for Nuclear Research). 

Sejak pertama dioperasikan pada tahun  2008, operator  LHC secara hati hati menambahkan energy pada sekumpulan proton  pada collider (alat untuk menumbukan ), yang melingkar sejauh 27 km di atas perbatasan Perancis dan Swis.

Direncanakan para ahli akan mengoleksi data hingga November, sesudah itu data akan diolah selama collider dimatikan, selama paling tidak 20 bulan.

Dari percobaan itu diharapkan kita akan mendapatkan energy  dari proton sebesar sebesar 14 trillion electronvolts, atau 14  teraelectronvolts. Sehingga kita akan mendapatkan suatu lompatan besar dalam energy.

“The LHC collaboration”  berharap suatu keberhasilan besar pada tahun 2014, dan hopes to reach that milestone in 2014, dan pada tahun 2015 nantinya bakal kita temui teori fisika dalam babak baru. Dalam tahun 2012 ini focus utama adalah pembuktian teori Higgs.

Sumber : .(Wikipedia, 2010 dan BBC News 2010 dan 2012) .

Selasa, 13 Maret 2012

Pembelajaran Malu


Entah mulai kapan para penentu kebijakan pendidikan atau otoritas pendidikan di negeri ini mampu merancangbangun setiap satuan pendidikan (sekolah/madrasah) sebagai tempat “membongkar pasang” karakter peserta didik sedemikian rupa. Sehingga satuan pendidikan tersebut mampu mencetak “out come” yang mengusung sebuah tampilan karakter yang terpuji.  Sebab itikad kita semua dewasa ini adalah pencanangan  “Indonesia Zero Corruption atau rekontruksi bangsa santun dan berbudi luhur ”. Semua pemerhati multidisiplin tentunya berpendapat bahwa kiat tersebut pada essensinya bukanlah hanya dengan menginstal perangkat berbagai regulasi atau pencerahan moralitas serta penerapan kiat lainnya.

Namun justru menstimulir pembentukan pribadi peserta didik akan efektif bila  diberlangsungkan  sedini mungkin, saat mereka masih berada di bangku sekolah, atau disaat mereka mendapatkan pembelajaran dari pendidik yang berganti fungsinya, dari pemberi bahan ajar hingga sebagai fasilitator bahan ajar. Selama di bumi ini masih terdapat pembelajaran dari sumber bahan ajar kepada pihak yang membutuhkan pembelajaran tersebut, maka disitulah terjadi peluang pembentukan  moralitas peserta didik. Hanya masalahnya pembelajaran tersebut berjalan secara proporsional dan  professional atau tidak.

Disinilah essensi sebuah pembelajaran dalam pendidikan, yang berperan  sebagai salah satu nilai dasar masyarakat sosial. Sehingga pembelajaran inilah yang dianggap vital dalam pendidikan. Pembelajaran itu sendiri  menurut Corey (1986:195) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondidi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Mengajar menurut William H Burton adalah upaya memberikan Stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

·         Budaya Malu

Pernahkah terbayang di angan kita tentang ketertiban masyarakat kita dalam berlalu-lintas tanpa diawasi oleh petugas lantas, atau masyarakat yang tertib dalam antrian panjang, tidak membuang sampah/merokok/meludah di sembarang tempat, tanpa adanya regulasi yang mengawalnya. Seperti kebiasaan kebiasaan positif dari bangsa bangsa lainnya yang telah maju atau bangsa yang telah tertanam kuat dalam hatinya perasaan malu, yang telah sedini mungkin diinternalkan melalui pembelajaran sedini mungkin.


Sebegitu vitalnya  budaya malu sehingga Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, pernah menyatakan bahwa perasaan malu selayaknya disemai sejak awal, agar kita bisa maju dan terus memperbaiki kualitas hasil kerja. "Contohlah orang Jepang," ujarnya saat memberi orasi ilmiah kepada wisudawan Universitas Pancasila di Jakarta Sabtu 10 Mei 2008   silam. Rasa malu hanyalah satu contoh nilai hidup yang dapat memajukan suatu bangsa.

Menindaklanjuti pernyataan mantan Perdana Mentri Malaysia tersebut terutama dalam aspek “character building” sejak dini, kitapun menjadi bertambah terimajinasi bahwa sudah selayaknya kita tidak hanya mengedepankan hanya aspek kognitif saja dalam mengantarkan peserta didik menjadi generasi insani seutuhnya. Meski di dalam laporan hasil evaluasi prestasi peserta didik yang disodorkan kepada orang tua murid terdapat sertaan aspek psikomotor dan afektif, namun sebagian besar pendidik cenderung menyematkan siswa berhasil dan tidak sebuah pembelajaran hanya dari aspek kognitif, tanpa mengindahkan aspek bentukan karakter peserta didiknya.

Sebuah karakter yang dicetak dari pendidikan karakter adalah sesuatu yang biasa dilakukan guna mencapai budi pekerti yang baik, yang didukung oleh nilai sosial yang melingkunginya. Sehingga mampu mengantarkan setiap peserta didik dalam bentukan individu yang berperan baik di tengah masyarakatnya kelak di kemudian hari. Hal inilah yang menjadi tujuan utama pendidikan karakter.

Hal ini disebabkan karena perkembangan karakter seorang individu tidak bisa lepas dari culture sosial yang melingkunginya, yang kemudian mmenjadi nilai hidup yang jauh terpatri dalam lubuk hatinya. Oleh karena fenomena perkembangan karakter suatu individu yag bersosialisasi di peradaban timur akan berbeda dengan peradaban barat. Sebagai contoh ciri dasar karakter individu yang bersosialisasi di peradaban timur adalah karakter tenang dan pendiam (quiet and calm). Namun karakter dasar ini akan bergeser menjadi bentuk lain apabila terinfiltrasi nilai sosial dari peradaban barat atau peradaban lainnya. Namun karakter individupun mampu bergeser ke bentuk lain lantaran terjadi pergeseran nilai yang terjadi di tengah masyarakat sosialnya sendiri.

·         Aplikasi Intensif

Setiap peserta didik yang terlibat dalam pembelajaran mampu mengoptimalkan pembentukan pribadinya bila mereka terus dipusari dengan pendidik yang luwes dalam pemberlakuan asih, asah dan asuh secara perlahan-lahan namun intensif, sejak mereka duduk di bangku SD. Sehingga dalam pembelajaran modern yang menempatkan pendidik hanya sebagai fasilitator, maka jarak antara mereka dengan pendidikpun harus akrab secara proporsional. Disinilah pendidik mampu mengeksplorasi semua daya dukung peserta didik yang ada, lengkap dengan karakter baik dan buruknya. Dengan demikian pembentukan budaya malu dapat diusung sedini mungkin***

Jumat, 03 Februari 2012

Monev Guru Profesional


monev di MA Futuhiyyah 1 Mranggen DEMAK



Istilah profesional dalam kapasitas apa saja tidak saja suatu beban moral bagi yang menyandangnya, tetapi juga membutuhkan suatu pengakuan profesionalisasinya oleh masyarakat sosial di sekitarnya. Entah yang berkapasitas tersebut memiliki sertifikasi dari lembaga formal yang berkompeten atau tidak. Sertifikasi tersebut bisa diabaikan oleh lingkungan sosial, bila mereka hanya menuntut kecakapan tenaga professional tersebut sekedar mampu memberikan solusi permasalahan yang ada di lingkungan sosial saja. Hal ini biasanya hanya untuk sector non formal yang banyak tersebar di masyarakat luas.

Namun untuk menunjukan professional pada bidang/ketrampilan formal (contoh tenaga medis, tehnisi, pilot , pendidik dan lain sebagainya). Maka pengakuan formal dari institusi yang berkompeten harus disertakan melalui regulasi yang cermat, akurat dan terintegrasi antara factor kecakapan dan karakter “man behind the gun” sebagai factor yang paling dominan, yang juga harus dipandang secara normatif.

Tidak tanggung tanggung bagi pendidik bidang studi apapun yang telah disertifikasi profesional, adalah pendidik yang minimal berpengalaman mengajar minimal 4 tahun dengan pembekalan Pendidikan dan Latihan Profesional Guru untuk mengusung sebuah pandangan moral guru untuk berkarakter pendidik professional.

Namun terdapat spesifikasi bagi pendidik yang professional, untuk menggapai  pengakuan keabsahan profesonalnya. Hal ini karena pendidik harus berhadapan dengan sosok peserta didik,  dengan harus mengerahkan kemampuan tehnis pedagogi dan penguasaan bahan ajar yang mumpuni. Apalagi bila kita menggaris bawahi, bahwa pembentukan karakter peserta didik yang perlahan dan bertahap, penanaman nilai hidup yang cermat dan vital serta pencetakan sebuah generasi yang siap menyongsong jaman. Maka dalam menghadapi tantangan vital tersebut, aspek porfesional bagi peserta didik sungguh sangat berat.

Oleh karena itu, aspek professional bagi sang pendidik bukan barang gampang yang di dapat dengan membalikan tangan. Hal ini menyirtkan suatu pemahaman bahwa setumpul apapun peserta didik yang diasuhnya, harus mampu menerima bahan ajar diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sehingga menimbulkan sebuah konsekuensi logis bahwa setiap tindakan “learning” bagi pendidik haruslah dilengkapi dengan “track record” yang cermat berupa “instrument pembelajaran” yang menyangkut perencanaan semester, tahunan, efektifitas waktu dan lain sebagainya, seprti seorang dokter yang menyembuhkan pasienya dengan catatan medis yang memadai.

Kriteria seperti di atas memang pada umumnya sering dilupakan oleh sang pendidik, namun bagi sang pendidik yang professional, criteria tersebut dijadikan senjata tajam demi mendapatkan penetrasi bahan ajar yang memuaskan. Oleh karena pentingnya criteria tersebut, maka sudah selayaknya apabila otoritas pendidikan di Indonesia (Disdikpora dan Kemenag) untuk rajin melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) secara periodik dan cermat.

Namun sungguh disayangkan bahwa di lapangan sering kita mengetahui masih banyaknya pendidik yang men-“download” instrument instrument pembelajaran dari dunia maya atau menggunakan jasa pihak tertentu yang menawarkan CD yang berisi instrument lengkap, tanpa mampu difilter dan ditepis otoritas tersebut (pengawas sekolah/madrasah). Upaya pendidik tersebut di atas sebenarnya dapat mematikan kreatifitasnya pendidik sendiri dalam merancang ‘learning” yang nyaman dan memuaskan serta aspek kondisional di satuan pendidikanmasing-masing. Lantaran dengan mengisi form ama guru dan sekolah, mereka sudah mampu mendapatkan instrument yang lengkap dan mengganggap kegiatan monev hanyalah semata pada aspek formalitas saja.

Apabila Monev yang bertujuan essensi untuk meng-up grade pendidikan di Indonesia masih banyak menemukan factor kendala yang konyol, maka sebuah isaratpun mampu kita dapatkan, yaitu masih belum siapnya banyak pendidik yang mengusung sebuah professional. Langkah apa lagi yang mampu kita rencanakan ?.

Kamis, 12 Januari 2012

Optimalisasi Peran Aktif Orang Tua


Dipastikan bahwa sesuai dengan kebutuhan kita bersama dalam memikul tugas pembentukan “The Smart Generation of Indonesia” yang berkarakter akan  semakin pelik. Meski berbagai factor pendukung pendidikan telah digelontorkan oleh pemerintah, dengan dana sebesar Rp 200 Trilyun, guna menggenapi sarana pendidikan (pendukung pembelajaran multimedia ), Bantuan Siswa Miskin (BSM ), Bantuan Operasional Sekolah / Madrasah (BOS/BOM),  bantuan untuk kesejahteraan guru (Honor Daerah dan Tunjangan Fungsional ), program sertifikasi guru dan lain sebagainya.
Peliknya masalah yang merintangi capaian prestasi pendidikan yang kita tekadi bersama, sebagian besar bertumpu pada “faktor kultur” dari semua pihak yang melangsungkan pembelajaran di setiap lini pendidikan.  Kultur yang melatarbelakangi pendidik agar bersinergi  figure pendidik yang profesioanal, siswa yang  penuh  antusias menuntaskan bahan ajar,  mengantisipasi UN dengan moralitas tinggi serta capaian lainnya nampaknya belum tumbuh dengan signifikan. Bahkan suatu tindakan tak terpuji dari siswa yang terlibat tawuran masih sering kita saksikan di media.  
·         Pergeseran Moralitas Peserta Didik
Apakah tawuran yang dewasa ini telah menjadi “symbol superiortas” peserta didik ketimbang menguasui bahan ajar, adalah karena    perkembangan karakter seorang  peserta didik yang tidak bisa lepas dari kulture sosial yang melingkunginya, yang kemudian menjadi nilai hidup baru yang jauh terpatri dalam lubuk hatinya. Padahal fenomena perkembangan karakter peserta didik yang bersosialisasi di peradaban timur akan berbeda dengan peradaban barat. Sebagai contoh ciri dasar karakter individu peserta didik yang bersosialisasi di peradaban timur adalah karakter tenang dan pendiam (quiet and calm). Namun karakter dasar ini telah bergeser menjadi bentuk lain karena terinfiltrasi nilai sosial dari peradaban barat atau peradaban lainnya atau bahkan karakter amoralias oknum petinggi negara yang mereka saksikan di tayangan multimedia.
Sehingga sering kita bertanya pada hati kita sendiri, apakah semua kiat Kementrian Pendidikan Nasional telah percuma begitu saja atau memang factor waktu saja yang akan menentukan.
·         Peran Aktif Orang Tua
Salah satu kiat handal yang masih terlupakan para penyelenggara pendidikan, adalah kiat optimalisasi orang tua siswa dalam peran mereka pada pembelajaran belaka, bukan hanya peran orang tua dalam wadah komite yang hanya bersifat kebutuhan institusional belakan. Tapi lebih berarah pada monitoring peserta didik di jam sekolah. Hal ini disebabkan karena peserta didik mampu berbuat tak terpuji justru pada saat mereka di luar sekolah.  Kedekatan orang tua dengan sekolah perlu lebih dekat lagi dengan jalinan kerja sama yang formal, terintegrasi dan berkesinambungan. Sebagai contoh aplikasi ini adalah kunjungan orang tua ke sekolah secara aktif. Peran aktif tersebut lebih berdampak  signifikan apabila pertemuan orang tua dengan wali kelas/guru kelas dilakukan secara berkala, intensif dan berkelanjutan yang didasarkan pada regulasi dari autoritas pendidikan.
Dengan demikian akan terciptalah triangulasi pola kerja sama antara peserta didik, sekolah dan orang tua, yang dilengkap dengan instrumen laporan aktifitas belajar dari orang tua/wali tentang segala aktifitas putra kesayanganya. Hal ini semua akan mendukung pembentukan dimensi kognitif, psikomotorik  dan affektif peserta didik sesuai dengan makna pembelajaran menurut Corey (1986:195) yang mendefinisikan suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondidi-kondisai khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Bahkan tidak menutup kemungkinan peran orang tuapun identik dengan peran pendidik di sekolah, meski hanya membimbing dalam belajar, mengerjakan tagihan. Tentunya akan lebih handal lagi bila yang berfungsi sebagai pendidik di rumah adalah orang tua. Hal ini disebabkan karena mengajar menurut William H Burton adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar
Memang kiat seperti tersebut telah dirintis sebagian sekolah, namun  belum tersibergis dengan cermat, tepadu dan antusias secara nasional.  Sudah semestinya kita menggeliatkan kiat yang handal ini demi tujuan pendidikan kita bersama, yang apabila dilakukan dengan kebersamaan antara kita semua, kepelikan yang  menggayuti kemajuan pendidikan kita mampu kita tepis bersama.

Sabtu, 31 Desember 2011

Dari Play Station hingga Tawuran


pelajar SMP sudah mengenal tawuran
Baru saja kita meninggalkan tahun 2011, bila kita ibaratkan  suatu buku harian maka kita baru saja menutup lembaran lama. Namun karena jarum detik terus berputar maka kita tidak mungkin menutup pula lembaran baru, terutama bila menyangkut nasib 32.317.989 peserta didik kita dari jenjang SD hingga SMA yang tersebar di 141.089 sekolah negeri dan 36.890 sekolah swasta. Lantas bagaimana kita mempertanggungjawabkan tugas multidimensional tentang nasib mereka di lembaran baru tahun 2012 ini.

Tugas moral ini tentunya tetap  kita langsungan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan essensi yang diperlukan mereka, yaitu kebutuhan dan hak untuk memperoleh pendidikan. Hal ini perlu mendapatkan fokus perhatian, karena pada perioda 20 – 25 tahun mendatang, mereka akan mendapat giliran pemegang tongkat estafet pergantian generasi ke generasi. Apabila kita gagal dalam membentuk karakter, kecerdasan serta ketaqwaan mereka melalui ranah pendidikan, maka bukan tidak mungkin kita akan gagal dalam pembentukan generasi “penjemput bola” Bangsa Indonesia di perioda tahun tersebut.

Langkah awal dari upaya maksimal kita adalah langkah “manis” berupa pengucuran Bantuan Siswa Miskin pada 5, 8 juta siswa miskin, dengan besar anggaran Kemdiknas sebesar Rp 3, 7 Trilyun. Langkah ini dipandang oleh sebagian besar praktikan pendidikan sebagai langkah yang taktis demi penyelamatan siswa yang tidak mampu bersekolah karena faktor biaya. Tentunya dengan mekanisma penyaluran yang “lebih manis” pula, yaitu dengan mekanisma penyaluran yang mampu langsung ke tangan peserta didik, guna menghindari pungutan pihak sekolah atau manipulasi data jumlah siswa miskin di masing-msing sekolah.

Aspek positip yang paling kita harapkan dari BSM tersebut, adalah aspek pengadaan buku bahan ajar bagi siswa miskin. Terlebih lagi bila pihak pendidik ikut terlibat melakukan himbauan agar para siswa miskin ini menyisihkan sebagian dana bantuan tersebut untuk pengadaan buku bahan ajar yang representatif. 

Hal ini disebabkan karena masih adanya realita bahwa peserta didik masih belum memiliki kesadaran untuk menggali informasi bahan ajar dari buku ajar. Sekaligus untuk menindaklanjuti aspek pembiasaan “membaca” bagi peserta didik kita yang sebagian besar masih malas belajar. Bahkan untuk mengikis budaya malas membaca/belajar ini, sebaiknya perlu adanya gerakan nasioanal yang disodorkan oleh Kemendiknas untuk program wajib membaca bahan ajar tertentu pada masing-masing jenjang sekolah dan ditindaklanjuti dengan program  refleksi/evaluasi formal terhadap kegiatan membaca tersebut.

  • Langkah Seimbang dan Totalitas
Kita mungkin telah jenuh membaca tayangan media cetak/elektronik/dunia maya tentang ketertinggalan peserta didik kita terhadap siswa dari negara lain. Namun kita juga harus mengerucutkan parameter ketertinggalan tersebut. Pada umumnya ketertinggalan yang diungkap oleh media tersebut adalah  ketertinggaan dalam aspek kognitip saja. Tanpa menyertakan parameter yang komprehensif, seperti misalnya aspek kesantunan dan lain sebagainya.

Oleh karena itu,langkah maju yang perlu kita tekadi di tahun 2012 ini adalah langkah totalitas dalam menggapai peserta didik kita yang berpengetahuan tidak kalah dengan siswa asing, tetapi memiliki karakter yang kuat, yang mampu memasinisi kapasitasnya menuju generasi bangsa yang handal. Sehingga terbentuklah wujud pembelajaran yang seimbang antara pembentukan karakter yang sesuai nilai luhur Bangsa Indonesia dan pencetakan generasi yang pandai (The Indonesian Smart Generation).

Namun sungguh disayang, disalah satu sisi kita mulai serius menerapkan pembelajaran plus karakter, di lain sisi masih banyak kita saksikan tawuran pelajar yang semakin beringas dan menjurus ke tindak kriminal. Sebuah langkah maju di tahun 2012 ini bakal kita raih dengan gemilang apabila kita berhasil mengikis habis perbuatan brutal siswa tersebut. Namun andaikata kita gagal dalam menepis tindak amoral ini, maka sebuah langkah surutpun bakal menyertai kita.

  • Signifikasi Sekolah Berbasis Masyarakat
Suatu realita lainnya masih banyak kita jumpai dalam kontek pendidikan, yaitu masih banyaknya warung play station yang buka di saat jam sekolah. Meski warung tersebut telah memiliki ijin yang sah, yang tidak mungkin kita bubarkan secara sepihak Namun setidak-tidaknya para pengelola warung Play Station (PS)atau warnet bersedia melakukan filter terhadap pengunjung secara serius. 

Langkah yang lembut untuk mengatasi masalah ini semua adalah dengan melibatkan masyarakat pada perencanaan, pengelelolaan, penggalian dana, rasa memiliki sekolah dan pengawasan terhadap anak anak kita sendiri. Apabila kita mampu melakukan pemberdayaan ini semua, maka kitapun akan mendapatkan prestasi yang diharapkan dari kemajuan pendidikan kita.

Apalagi bila kita mengamati salah satu karakter tentang spesifikasi dari masyarakat modern, yang bertendensi tidak hanya dalam kapasitas yang mereka minati dan tekuni, tetapi suatu tendensi kemampuan dalam pembelajaran sosial demi kepentinganya. Maka apabila tendensi karakter masyarakat tersebut kita optimalkan dalam pengasuhan sekolah yang ada di sekitarnya, maka genap sudah kemajuan pendidikan bakal kita raih***