Sebuah
perubahan yang relatif mudah diraih
dalam hal dan ranah apapun sangatlah mustahil bila dipusari dengan anasir
anasir yang tidak kodusif. Terlebih di satu sisi, ranah yang harus mengalami
perubahan tersebut di atas adalah instusi pendidikan, sedangkan di sisi lain
faktor kontribusi pendidik yang signifikan juga sangat mempengaruhi perubahan
yang kita harapkan.
Ranah
pendidikan yang secara spesifik adalah sistim yang mengusung pembelajaran
multidimensional, sebagai realisasi konkrit pembentukan generasi yang “up to
date”, sangat spesifik dalam men-downloadsebuah perubahan itu sendiri. Sebab satuan
pendidikan di manapun berada harus mampu mensinergikan triangulasi faktor
pembelajaran, yaitu karakter peserta didik, kurikulum dan pendidik yang paling
dominan. Wacana tersebut tentunya mensiratkan kepada kita terdapatnya
kompleksitas yang cukup pelik untuk mewujudkannya.
Sehingga apabila suatu satuan pendidikan
menharapkan kemajuan yang signifikan,haruslah terlebih dahulu menyiapkan figure
pemimpin/kepala sekolah yang mumpuni dalam aspek manajerial dan kiat dalam
megusung pembelajaran, dengan tidak menyisakan aspek tegas sekaligus lembut
dan santun, mampu memberikan keteladanandalam semua aspek, jeli membaca karakter pendidik
yang dipimpinya memiliki visi ke depan yang kukuh, visibel,
mudahdan konsisten, mampu
mendamarbaktikan dengan berbagai kalangan dan lain sebagainya.
·Spesifikasi MAF 1
Sebuah
pertanyaan acapkali menyeruak ke tengah publik, tentang apa yang bisa diharapkan
dari bangsa ini untuk menciptakan suatu
generasi yang “jujur, inovatif, cerdas” dan lain sebagainya, bila keadaan kita
sungguh sudah terpuruk seperti ini, Bahkan kitapun sering mendengar laporan
dari berbagai pihak,bahwa Indonesia termasuk negara yang terkorup setelah
negara tertentu, atau Index Human Development masyarakat Indonesia bisa jadi
akan di bawah masyarakat Vietnam atau Kamboja. Lantas apabila semua lapisan
masyarakat/birokrasi di negara kita sudah terbelenggu dengan budaya korup,
sebagai karakter yang nista, di manakah letak benteng terakhir untuk membendung
derasnya arus yang negatif tersebut?. Dalam hal ini, pendidikanlah yang dipilih
sebagai benteng terakhir, apalagi pendidikan yang diusung oleh satuan pendidikan
/ lembaga pendidikan agamis, seperti Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1, Mranggen,
Demak yang sedang getol menggapai pembelajaran untukmencetak generasi yang jujur, agamis, inovatif dan berkompetensi.
Tinggalah kini figure Kamad (kepala
madrasah) MA Futuhiyyah 1 yang handal dalam memanisi gerbong pembelajaran yang
mampu menghantarkan semua pihak di kalangan MAF 1 ke titik akhir sebuah visi
yang disepakati bersama. Kita harapkan salah satu partner, sokib, rekan
perjuangan penulis selama berpuluh tahun, yaitu Bpk. KH Zaenus Sholihin S. Ag yang
pada awal Desember tahun 2012 terpilih sebagai Kamad MAF 1, mampu menrealisasikan
visi ke depan tersebut dengan diiringi rasa sukurke Hadirat Tuhan yang Maha Kuasa. Akhirnya
penulis hanya mampu menghaturkan selamat berjuang***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar