Sabtu, 31 Desember 2011

Pesan Untuk Anaku tentang Tahun 2012


Rangkaian pita biru telah kau lepas
Sedangkan telah kau kaitkan pita berwarna tanpa makna
pada sisi puncak gunung Mount Everest dan melintas
mengembalikan nafas yang hilang, kembali ke Mahameru

Anaku, kala ayah menghamparkan kuning tanaman padi
Berdesah  liuk angin gunung yang menyepi dari erotis kemunafikan jaman
Jangkaulah tepianya hingga kau menjenguk
untaian anggrek dan selaksa kembang,  yang dapat menyejukan
relung jiwa dan hatimu agar tetap kokoh diselip tulang iga yang rapuh

Anaku, jaman ini begitu menyeret
Semua pelangi telah memudarkan warna
Dilahap lentingan ego yang menghentak semua sendi ilalang,
Yang berumpun pasrah dan bersandar pada untaian detik dan waktu
Kita hanya mampu perlahan menapak jalan tebing
Yang curam, tapi berkait pada jendela langit

Capailah semua yang ada di atmosfer
Yang berisi tentang catatan harian, yang menyelinap dalam
sejuta sayap malaikat. Dengan nafas seloroh berharum bunga

Kita genap memiliki hiasan warna dari merah hingga biru
Sehingga kau mampu mencibirkan bibir pada pelangi
Berenda fatamorgana dan bersimpul pada kenisbian
Tak  ada yang perlu kau takuti
Bila roda roda bumi masih berkait pada Sang Empu Kehidupan
Peluklah dan genggam, sehingga pagi yang kau miliki
Tetap berselingkuh pada sudut jantungmu

Pernahkah kau menyayat sang waktu
Yang hanya mampu melangkah ke depan
Sedangkan jauh dalam rongga dadamu
Terdapat bilik bambu tempat sang waktu
bersemayam.

(Semarang 1 Januari 2012, “pesan untuk anak-anaku"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar