Minggu, 15 Mei 2011
Pesan Untuk Tiap Anak Bangsa
Bila hari masih saja
berselingkuh dengan halimun pagi…
Kan mengembang kuncup
gairah hidup bagi yang bersandar
Pada pilar langit
bermandi cahaya seribu warna,
Hingga jendelanya
menawarkan tangganya…yang dijaga bidadari,
Bersenyum kesantunan
hidup…di negeri penuh dongeneg dan taman bunga
Kadang kita palingkan
sinar surya yang tersangkut
Di tebing sekeliling
rumah bambu kita
Lantas seberkas senyum
dari anak istri kitapun menyambut…..
Dengan ceria…..meskipun
tanaman singkong telah menenggelamkan
Separuh tubuhnya…..
Kita yang masih,
berlantai tanah di gubug bambu penuh semayam
ketidakmengertian….lantas
dalam tumpukan jerami kita temukan
hidup kita sendiri.
Lantas masihkah ada meja
hidangan untuk makan anak istri kita
Berlantai kain sulaman
sutra,
Bertiup angin yang
membawa serbuk wewangi berharum anyelir.
Apabila tiap jengkal
tanah…..di halaman rumah kita
Membawa pesan drama hidup
penuh amarah
Bukan lagi tari eksotis
sutera sinar mentari yang melilit
Di pucuk bulir padi….atau
lenguh gembira sapi perahan
Serta kerbau kambing dan
domba yang mengantar cerahnya pagi
Kemana lagi akan kita
rajut keranjang hidup untuk lengan….
Yang tiada seberapa
kuatnya…
Selamat pagi pada semua
yang berdandan
Dengan dandanan kebon
sayur bertepi hujan setahun
Dan “setiap langkah”
berenda tatapan mata tajam menelanjangi
Cakrawala yang terbujur
dingin di balik bukit Archipelago
Kita selayaknya menyusun
tangga dari lengan yang bersambung
Yang kita jinjing oleh
kaki kaki legam terpagut ganasnya
Deru debu negeri jingga
naungan sinar surgawi
Langganan:
Postingan (Atom)