Kamis, 06 Desember 2012

Kado untuk Sahabatku

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-1142188241513271"
     crossorigin="anonymous"></script>
<ins class="adsbygoogle"
    
Sebuah perubahan yang relatif mudah  diraih dalam hal dan ranah apapun sangatlah mustahil bila dipusari dengan anasir anasir yang tidak kodusif. Terlebih di satu sisi, ranah yang harus mengalami perubahan tersebut di atas adalah instusi pendidikan, sedangkan di sisi lain faktor kontribusi pendidik yang signifikan juga sangat mempengaruhi perubahan yang kita harapkan.

Ranah pendidikan yang secara spesifik adalah sistim yang mengusung pembelajaran multidimensional, sebagai realisasi konkrit pembentukan generasi yang “up to date”, sangat spesifik dalam men-download  sebuah perubahan itu sendiri. Sebab satuan pendidikan di manapun berada harus mampu mensinergikan triangulasi faktor pembelajaran, yaitu karakter peserta didik, kurikulum dan pendidik yang paling dominan. Wacana tersebut tentunya mensiratkan kepada kita terdapatnya kompleksitas yang cukup pelik untuk mewujudkannya.

 Sehingga apabila suatu satuan pendidikan menharapkan kemajuan yang signifikan,haruslah terlebih dahulu menyiapkan figure pemimpin/kepala sekolah yang mumpuni dalam aspek manajerial dan kiat dalam megusung pembelajaran, dengan tidak menyisakan aspek tegas sekaligus lembut dan santun, mampu memberikan keteladanan dalam semua aspek, jeli membaca karakter pendidik yang dipimpinya memiliki visi ke depan yang kukuh, visibel, mudah  dan konsisten, mampu mendamarbaktikan dengan berbagai kalangan dan lain sebagainya.

·         Spesifikasi MAF 1

Sebuah pertanyaan acapkali menyeruak ke tengah publik, tentang apa yang bisa diharapkan  dari bangsa ini untuk menciptakan suatu generasi yang “jujur, inovatif, cerdas” dan lain sebagainya, bila keadaan kita sungguh sudah terpuruk seperti ini, Bahkan kitapun sering mendengar laporan dari berbagai pihak,bahwa Indonesia termasuk negara yang terkorup setelah negara tertentu, atau Index Human Development masyarakat Indonesia bisa jadi akan di bawah masyarakat Vietnam atau Kamboja. Lantas apabila semua lapisan masyarakat/birokrasi di negara kita sudah terbelenggu dengan budaya korup, sebagai karakter yang nista, di manakah letak benteng terakhir untuk membendung derasnya arus yang negatif tersebut?. Dalam hal ini, pendidikanlah yang dipilih sebagai benteng terakhir, apalagi pendidikan yang diusung oleh satuan pendidikan / lembaga pendidikan agamis, seperti Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1, Mranggen, Demak yang sedang getol menggapai pembelajaran untuk  mencetak generasi yang  jujur, agamis, inovatif  dan berkompetensi.

            Tinggalah kini figure Kamad (kepala madrasah) MA Futuhiyyah 1 yang handal dalam memanisi gerbong pembelajaran yang mampu menghantarkan semua pihak di kalangan MAF 1 ke titik akhir sebuah visi yang disepakati bersama. Kita harapkan salah satu partner, sokib, rekan perjuangan penulis selama berpuluh tahun, yaitu Bpk. KH Zaenus Sholihin S. Ag yang pada awal Desember tahun 2012 terpilih sebagai Kamad MAF 1, mampu menrealisasikan visi ke depan tersebut dengan diiringi rasa sukur  ke Hadirat Tuhan yang Maha Kuasa. Akhirnya penulis hanya mampu menghaturkan selamat berjuang***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar